Pati – Hari Rabu, 13 Agustus 2025, menjadi hari yang tak terlupakan bagi warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Puluhan ribu masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu menggelar aksi demonstrasi besar-besaran yang berujung ricuh di depan Kantor Bupati Pati. Dalam aksi yang menuntut mundurnya Bupati Sudewo tersebut, hadir pengacara kondang Cak Sholeh yang turut menggembleng semangat massa dengan orasi yang berapi-api.
Aksi ini merupakan puncak dari kekecewaan warga terhadap serangkaian kebijakan kontroversial pemerintah daerah. Protes yang awalnya dipicu oleh kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250% – yang kemudian dibatalkan – kini meluas dengan lima tuntutan utama. Massa mendesak Bupati Sudewo mundur, menolak kebijakan lima hari sekolah, menolak rencana renovasi Alun-alun Pati senilai Rp2 miliar, menolak pembongkaran Masjid Alun-alun Pati, serta mempertanyakan proyek videotron senilai Rp1,39 miliar.
Kronologi Kericuhan dan Mobil Polisi yang Terbakar
Massa mulai memadati kawasan Alun-alun Pati sejak pagi hari. Berbagai elemen masyarakat, mulai dari petani, buruh, hingga aktivis, bersatu dalam satu suara menuntut dialog langsung dengan Bupati Sudewo. Namun, penantian berjam-jam tanpa kepastian membuat situasi semakin memanas.
Sekitar pukul 12.17 WIB, Bupati Sudewo akhirnya keluar dari Pendopo Kabupaten dengan dikawal ketat aparat keamanan. Ketika ia mencoba menyampaikan permohonan maaf dan berjanji akan memperbaiki kinerjanya, massa yang sudah terlanjur geram menyambutnya dengan lemparan botol air mineral dan sandal.
Kericuhan pun tak terhindarkan. Massa mendorong gerbang kantor bupati, mencoba merangsek masuk, dan puncaknya, membakar satu unit mobil patroli polisi. Aparat keamanan merespons dengan melepaskan tembakan gas air mata dan mengerahkan mobil water canon untuk membubarkan massa. Sejumlah demonstran dan aparat dilaporkan terluka, dan beberapa orang diamankan oleh pihak kepolisian.
Cak Sholeh Getarkan Massa dengan Orasi 'Api'
Di tengah ketegangan yang memuncak, pengacara kondang Cak Sholeh tampil di atas mobil komando dan memberikan orasi yang membakar semangat massa. Dengan lantang, ia menyebut bahwa pemimpin yang zalim dan arogan harus dilawan. Menurut Cak Sholeh, aksi demo Pati telah berhasil membangkitkan simpati dan menjadi inspirasi bagi daerah lain yang memiliki pemimpin serupa.
"Kita tunjukkan tidak hanya untuk kepolisian, tapi untuk Indonesia bahwa gerakan ini membangun kesadaran," teriak Cak Sholeh, yang disambut sorak-sorai massa. Ia berharap, aksi ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain untuk berani bersuara bila menghadapi pemimpin yang tidak berpihak kepada rakyat.
Kehadiran Cak Sholeh di tengah-tengah massa ini semakin memperkuat posisi para demonstran. Ia menilai, aksi ini adalah bentuk kedaulatan rakyat yang harus dihormati. Hingga berita ini diturunkan, situasi di Pati masih dalam penjagaan ketat aparat keamanan, sementara tuntutan agar Bupati Sudewo mundur terus bergema di seluruh penjuru kota. (Nur)